berita

12 Sep 2024

WORKSHOP SKEMA PENGIMBASAN TEFA: SMK MUHAMMADIYAH TUMIJAJAR BERSAMA SMK PENGIMBAS

Kamis, 12 September 2024 - 14.00 WIB

SMKTOME – SMK Muhammadiyah Tumijajar menjadi tuan rumah dalam workshop penyamaan persepsi Program Bantuan Teaching Factory skema pengimbasan, yang diikuti oleh SMK Tuma'ninah Yasin Metro, SMK Azzahro' Palembang, dan SMK Ahmad Dahlan Sukadamai. Kegiatan yang dilaksanakan pada Kamis, 12 September 2024 ini bertujuan untuk meningkatkan pemahaman dan sinergi dalam implementasi program Teaching Factory di sekolah-sekolah jejaring.

Acara ini dihadiri oleh Kepala sekolah, kepala jurusan perbankan syariah dan tata boga, guru kejuruan, guru mata pelajaran PKK dan perwakilan DUDI dari setiap sekolah. Juga dihadiri oleh DUDI dari SMK Muhammadiyah Tumijajar, perwakilan dari BSI cabang Tulang Bawang Barat dan pemilik Kopi NA. Turut hadir juga Jajaran PDM, MPDM Tulang Bawang Barat dan komite sekolah.

Spesial KACABDIN wilayah VI Provinsi Lampung serta KASI Provinsi Lampung hadir di acara ini. Dimulai dengan pembukaan dan sambutan, Ibu Hartati selaku KACABDIN wilayah VI Provinsi Lampung secara resmi membuka acara TeFa pengimbasan yang dilaksanakan di SMK Muhammadiyah Tumijajar. "Saya sangat senang SMK Muhammadiyah Tumijajar melakukan TeFa pengimbasan ini dengan SMK jejaring, harapannya acara ini bisa meningkatkan mutu sekolah". Imbuh beliau.

Narasumber Fajri Muhammad Bukhari, S.Ds., perwakilan dari Direktorat Jenderal SMK, sebagai narasumber utama, serta Rifki Wahyu Lara Saputra, S.H., sebagai narasumber pendamping.

Dalam presentasinya, Fajri Muhammad Bukhari menjelaskan konsep dasar Teaching Factory, mulai dari definisi hingga mekanisme penggunaan dana. Teaching Factory, menurut Fajri, adalah model pembelajaran yang memadukan teori dan praktik, di mana siswa berperan aktif dalam proses produksi seperti di dunia industri sesungguhnya. Beliau juga menekankan pentingnya penggunaan dana secara tepat untuk mendukung implementasi program ini, seperti peningkatan fasilitas, pelatihan guru, dan penyusunan kurikulum berbasis industri.

Fajri juga memberikan pemaparan terkait perbedaan antara Project-Based Learning (PJBL) dan Teaching Factory. Menurutnya, PJBL lebih berfokus pada penyelesaian proyek akademik, sementara Teaching Factory menitikberatkan pada pengalaman langsung dalam dunia industri. “Siswa akan merasakan langsung bagaimana bekerja di industri, bukan hanya belajar teori, tetapi juga memahami alur dan tantangan yang ada di dunia kerja nyata,” jelasnya.

Selanjutnya, Rifki Wahyu Lara Saputra, S.H., menyampaikan materi mengenai tahapan pengembangan Teaching Factory, mulai dari perencanaan hingga evaluasi tindak lanjut.

Rifki juga menekankan pentingnya evaluasi dalam setiap tahapan. “Evaluasi tindak lanjut sangat penting untuk mengetahui apakah Teaching Factory sudah sesuai dengan tujuan atau masih perlu penyempurnaan. Evaluasi ini juga membantu untuk menyusun langkah strategis selanjutnya agar program ini lebih baik ke depannya,” ujar Rifki.

Di akhir acara peserta workshop diberikan mini games berupa kuis dengan hadiah menarik dari masing-masing narasumber. Tak mau kalah, SMK Tuma'ninah Yasin Metro dan Kopi NA juga membagikan door prize hasil produk masing-masing berupa bolen dan kopi.

Workshop ini diharapkan mampu memperkuat kolaborasi antara sekolah-sekolah yang terlibat, meningkatkan kualitas Teaching Factory, dan menghasilkan lulusan SMK yang siap bersaing di dunia kerja.(nva)

Kirim Pesan